Postingan

Menampilkan postingan dengan label #MeratapiNasib

#MeratapiNasib: Momen-Momen Berharga Selama Main Kaskus

Gambar
Holaaa , aku kembali lagi dengan cerita #MeratapiNasib . Kali ini enggak bakal meratapi-meratapi banget sih , cuma mau berbagi soal mainan baru aku, Kaskus . Setelah berkali-kali kecewa dan kecewa, aku memutuskan untuk main Kaskus. Aku sebenernya enggak pernah membayangkan akan ada waktu di mana aku mainan Kaskus, tapi kebosanan ini membuat ku mulai meliriknya. Waktu itu pas aku lagi nyari rekomendasi situs yang membayar penulis, ada yang rekomendasiin Kaskus. Aku pun mencoba membuat akun pada 10 Agustus 2020 dengan harapan yang enggak tinggi-tinggi amat. Karena untuk mendapat bayaran, Kaskuser harus lolos seleksi sebagai Kaskus Kreator. Dan dari pengalaman daftar jadi penulis di berbagai situs, lolos seleksi sebagai kreator resmi itu enggak mudah. Beberapa situs mengklaim hanya butuh maksimal tiga hari kerja untuk melakukan verifikasi data, tapi nyatanya lebih dari itu. Enggak mau kecewa dengan semuanya, jadi aku main Kaskus dengan harapan seadanya. Bikinlah aku akun Kaskus sekalian v

#MeratapiNasib: Aku Yang Sering Gagal di Depan Garis Finish

Gambar
  Masuk seleksi penerimaan karyawan Wardah dan gagal di tahap wawancara. Gagal lulus sebagai karyawan Bunas Finance Indonesia di tahap wawancara. Berada di urutan ke-22 ujian CPNS, padahal yang diambil adalah rangking 1 sampai 21. Gagal lulus seleksi tahap akhir petugas Sensus Penduduk 2020. Semua kegagalan itu aku alami menjelang garis finish . Aku pikir kegagalan semacam itu hanya terjadi dalam drama atau film fiksi saja. Eh ternyata bisa terjadi di dunia nyata dan aku yang mengalaminya, lucu sekali dunia ini. Entah bagian mana yang salah dari diriku sampai sering gagal di depan garis finish . Atau mungkin aku memang belum pantas berada di sana. Urusan akademis, mungkin aku bisa diadu dengan yang lain. Tapi rasanya ada banyak hal yang salah dengan kemampuanku di bagian lain. Banyak hal yang tanpa sepengetahuan ku menjadi penghalang aku untuk pantas diterima di suatu tempat. Rasanya aku semakin tak percaya diri setelah banyak mengalami kegagalan. Ribuan "harusnya" dan "