Alasanku 10 Tahun Masih Ngefans Justin Bieber Yang (Kata Orang) Problematik

Source: USA Today

Suatu hari di bulan April 2010: "Nih lihat Justin Bieber baru rilis lagu baru," begitu kira-kira kata temanku sambil nunjukkin sebuah halaman majalah. "Oh iya, ganteng ya," jawab ku sambil ngelihat foto Justin dengan jaket ungu yang sangat ikonik itu. Kalau enggak salah foto itu diambil dari jaman lagu "Baby" sama "One Less Lonely Girl".

Sejak saat itu, aku mulai mendalami peran sebagai fans Justin Bieber a.k.a Beliebers. Aku mulai rajin nongkrong di warnet (saat itu masih jaman warnet haha) buat nonton dan download MV-nya Justin. Mulai rajin ngumpulin dan nge-print lirik lagu Justin. Rajin banget nonton "On the Spot" cuma demi lihat MV Justin di akhir acara.

Tak ku sangka kebiasaan ini berlanjut hingga 10 tahun ke depan. Aku sudah sampai di tahun 2020 dan masih setia dengan Justin Bieber. Gila, aku juga kadang ngerasa heran sendiri, kok bisa masih jadi fans Justin Bieber. Padahal selama 10 tahun, dia banyak berubah (kata orang) dan semakin problematik (kata mereka). 

Di mataku, Justin Bieber 10 tahun yang lalu sama Justin Bieber sekarang enggak banyak berbeda. Dia hanya berubah secara fisik karena tumbuh menjadi Justin Bieber dewasa. Aku juga enggak menutup mata atas apa yang dilakukan oleh Justin. Aku tahu dia pernah dipenjara, ngobat, tatoan, sampai ngeganja. Lalu apa yang bikin aku tetap ngefans Justin Bieber? Let's see.

Aku juga enggak tahu persis apa alasan aku masih ngefans Justin yang kata orang problematik. Karena kadang cinta itu enggak butuh alasan, iya enggak sih?😅. 10 tahun ngefans membuat ku menyaksikan banyak hal. Mulai dari Justin sahabatan sama Taylor Swift, sampai mereka enggak akur, aku tahu. Mulai dari suara Justin masih kayak cewek sampai berat kayak sekarang, aku tahu.

Tapi aku berusaha buat nyari alasan yang bikin aku ngefans Justin selama satu dekade terakhir. Mungkin kalau dibuat list, kira-kira begini:

1. Teman Masa Muda
Aku tahu Justin Bieber sejak umur 16 tahun dan menjadikan musiknya sebagai OST dalam hidup. Lagi bikin PR, ngerjain tugas, sampai nyusun skripsi, yang mengiringi adalah lagu Justin Bieber. Dari lagu "Baby", "U Smile", "Up", "One Time", "Runaway Love", sampai "Believe" sering aku dengerin untuk menemani setiap proses dalam hidupku yang sepi ini.

Hwalaaa, album Justin Bieber pertamaku
Semua itu berlanjut sampai aku kerja beberapa tahun lalu. Aku memutuskan untuk membeli album Justin setelah dapat gaji pertamaku waktu itu. Kebetulan Justin baru aja rilis "Purpose" dan itu menjadi album musisi pertama yang aku beli. Rasanya seneng banget tentunya, apalagi butuh waktu lama untuk Justin rilis album "Purpose" itu.

Eh balik lagi ke judul, ya intinya Justin itu adalah teman masa mudaku. Banyak hal dalam hidup yang aku lewati dengan diiringi lagu Justin. Jelas opini ini sangat bias dan memihak kepada Justin. Tapi namanya juga opini, jadi ya memang harus subjektif hahah.

2. Di Mataku Justin Bieber Itu Orang yang Lembut
Perlu disclaimer di sini, judul seperti itu aku bikin karena banyak yang sudah aku tonton tentang Justin. Dan dari semua tontonan itulah aku menyimpulkan bahwa Justin adalah orang yang lembut. Jadi sama sekali enggak masalah kalau banyak yang tidak sependapat dengan judulku. Mungkin kalian perlu nonton banyak soal Justin Bieber 😆.

Justin sering melakukan donasi dan berkunjung ke berbagai negara yang terkena bencana. Contohnya dia pernah ke Filipina untuk mengunjungi korban angin topan pada tahun 2013. Justin juga menyumbang sebesar 2 juta USD atau sekitar Rp 29,8 miliar untuk para korban. Selengkapnya lihat di thread Twitter ini karena masih banyak soalnya.

Justin Bieber dan segala kebaikannya yang (mungkin) tak terlihat dunia
Kelembutan Justin juga terlihat lewat perlakuannya kepada sang mama, Pattie Mallette. Justin emang dibesarkan oleh sang mama karena Pattie waktu itu memutuskan untuk pisah sama ayahnya Justin, Jeremy Bieber. Kebayang kan kalau anak cowok dibesarkan sama ibunya doang? Dia jadi sangat menghormati wanita.

Dia sering menunjukkan kasih sayangnya ke Pattie lewat berbagai cara, salah satunya dengan rilis lagu bertepatan dengan Hari Ibu tahun 2012 lalu. Lagu yang ditulis dan diproduseri sendiri oleh Justin itu berjudul "Turn To You (Mother's Day Dedication)". Lagu ini rilis pada 11 Mei 2012, dua hari sebelum Hari Ibu Sedunia tahun itu.

Lirik lagu ini juga menggambarkan perjuangan Pattie yang harus membesarkan Justin di usia yang masih sangat muda. "You worked two jobs//To keep a roof up over our heads//You chose life for me//No you never gave up//I admire you for the strength you've instilled in me," begitu bunyi lirik lagu "Turn To You". 

3. Tak Ada Alasan Berhenti Ngefans Justin Bieber (Sejauh Ini)
Banyak kesalahan yang sudah dibuat oleh Justin, tapi apakah itu bisa menjadi alasan untuk ku berhenti mencintainya? Oh tentu saja tidak haha. Banyak kebaikan juga yang sudah dilakukan oleh Justin dan itu menurutku sudah cukup untuk terus mendukungnya.

Sempat hampir berhenti ngefans Justin pas akhir Juni 2020 kemarin dia dituduh melakukan pelecehan seksual ke dua cewek yang ngaku sebagai fans. Sebagai perempuan/wanita/cewek, pelecehan seksual tidak pernah aku benarkan. Jadi kalau saat itu Justin terbukti bersalah, aku mungkin akan tidak sepenuhnya mendukung dia lagi. Tapi untungnya dia (sejauh ini) enggak bersalah huhu. Jadi aku masih bisa ngefans dia.

Sekian ceritaku menjadi fans Justin Bieber selama satu dekade terakhir. Aku banyak ngefans orang lain di dunia ini, tapi jadi fans Justin itu rasanya beda. Aku (rasanya) enggak pernah berhenti nge-hype Justin di media sosial, khususnya Twitter. Kayak ada ajaaaa yang perlu dibagiian di Twitter tentang Justin. Yap, begitulah ceritaku yang masih setia menjadi Beliebers di usia yang tak lagi muda. Tapi enggak papa lah, namanya juga suka. Makasihh buat yang udah baca postingan random ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Emosional Film 'The Shameless' (Peringatan! Spoiler Di Mana-Mana)

Random Bahas Drama 'The Fiery Priest', Because Why Not?

6 Lagu Lewis Capaldi Favoritku Selain 'Before You Go'