Ceritaku Minder Nulis Hingga Akhirnya Jadi Kontributor Menjadi Manusia


Aku bukan anak sastra yang pandai menulis dan merangkai kata. Sebaliknya, aku justru anak eksak yang ngambil jurusan Statistika saat kuliah. Jadi aku sama sekali enggak punya background resmi dalam dunia tulis menulis. Aku cuma suka nulis-nulis di media sosial.

Berbekal rasa suka itu akhirnya aku mencari pekerjaan yang berhubungan dengan menulis setelah selesai kuliah. Aku akhirnya bekerja di sebuah perusahaan sebagai news writer. Aku juga ambil freelance sebagai penulis berita di sebuah website hiburan Korea. Walaupun banyak hal tidak menyenangkan, tapi aku sangat menyukai pekerjaanku.

Tapi kadang aku merasa sangat tidak berhasil dalam hidup karena memutuskan untuk menekuni tulis menulis padahal kuliahnya statistika. Setiap kali melihat teman-teman satu jurusan berhasil menjadi petinggi BUMN, statistisi di stasiun televisi, PNS di Badan Pusat Statistik, dan lain-lain, aku merasa sangat gagal. Aku kayak butiran debu gitu kalau dibandingkan sama mereka 😅.

Aku bahkan tidak pernah menunjukkan batang hidungku di grup satu jurusan karena malu, minder, dan merasa gagal (ini jawaban buat kalian yang selalu tanya kenapa aku enggak pernah muncul di manapun. yap, aku enggak nyaman 😢). Tapi kalau dipikir-pikir lagi, mungkin memang mereka nyamannya menjalani pekerjaan tersebut. Dan aku? Aku nyaman dengan pekerjaan yang aku jalani sekarang. Jadi enggak usah minder dan merasa gagal (note to myself).

Sebagai obat diri, aku pun semakin rajin mengasah kemampuanku dalam menulis. Aku membuat akun Medium untuk membagikan tulisan-tulisanku yang kelam. Aku juga membuat blog sendiri, ya blog Random Bercerita ini untuk sekedar berlatih menulis enak. Kemudian aku juga mencoba untuk mengirim tulisanku ke berbagai website besar, seperti Magdalene, IDNTimes, Mojok.co, hingga Menjadi Manusia.

Dari semua yang aku usahakan, tulisanku baru bisa lolos di Menjadi Manusia. Karya pertamaku yang lolos dimuat di website Menjadi Manusia adalah sebuah cerpen berjudul "Malam Itu Terakhir Kalinya Ningsih Bersedih". Ini adalah awal aku merasa lebih percaya diri dalam hal tulis menulis. Rasanya seneng ada yang mau memuat cerpen karyaku. Seneng saat tulisan yang selama ini aku keep sendiri akhirnya dibaca orang dan bisa menyentuh hati mereka.

Menjadi Manusia selalu nge-share tulisan yang lolos lewat Instagram Story dan nge-tag nama kalian

Oh iya, cerpen "Malam Itu Terakhir Kalinya Ningsih Bersedih" lolos pada 15 Juni 2020. Sejak saat itu aku resmi tergabung sebagai kontributor di Komunitas Penulis Menjadi Manusia. Aku mulai rajin mengirimkan beberapa tulisan lagi ke Menjadi Manusia. Terbaru ada sebuah cerpen berjudul "Ternyata Aku Berharga" yang baru saja dimuat di website Menjadi Manusia pada 20 Juli 2020 (silahkan cek di sini, siapa tahu mau baca hehe).

"Ternyata Aku Berharga" ini bercerita tentang seorang perempuan yang penasaran dengan kematiannya. Apakah ada yang akan menangisinya ketika dia mati? Apakah dia tidak berkesan bagi siapapun yang pernah ditemui? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, si perempuan itu memutuskan untuk mati. Aku sangat suka dengan cerpen ini karena dibuat dengan sangat jujur oleh ku dan memang lahir dari rasa penasaranku.

Memang tulisanku yang lolos dimuat di website Menjadi Manusia baru dua sih hihi, tapi rasanya aku sangat bangga. Karena selama ini tidak ada yang bisa aku banggakan dari hidup yang sudah puluhan tahun aku jalani. Aku enggak punya apa-apa selain kesukaanku dengan dunia tulis menulis. Aku juga pengen berbagi ke kalian yang mungkin berniat mengirim tulisan ke manapun.

Hal pertama yang perlu diperhatikan jika ingin mengirim karya adalah kecocokan gaya dan pesan tulisan kalian dengan website yang dituju. Aku adalah orang pemikir dan sering merenungi kehidupan, eksistensiku sebagai manusia, dan hal-hal lain. Jadi tulisanku tak pernah jauh dari hal-hal itu dan Menjadi Manusia adalah tempat yang pas untuk karyaku. Butuh waktu yang lama untuk aku sadar bahwa aku "cocok" dengan Menjadi Manusia.

Kedua, kalian harus jujur dengan apa yang kalian tulis. Semua yang berasal dari diri sendiri, dibuat dengan jujur, dan ada pesan yang jelas, Insha Allah akan diterima dengan baik oleh website yang dituju. Dan yang terakhir, perhatikan tata cara mengirim tulisan yang ditentukan oleh website pilihan kalian. Kalau di Menjadi Manusia sudah dijelaskan soal Subject, body email, dan lain-lain di Instagram serta website mereka. Jadi kita tinggal ikuti tata cara itu.

Nah, begitulah ceritaku yang mungkin kurang menginspirasi wkwkwk. Tapi aku berharap postingan ini bisa memberikan manfaat buat kalian yang sudah menyempatkan waktu untuk membaca. Terima kasihhhh sekali. Pesanku, lakukan apapun yang nyaman kalian lakukan. Kalau orang bilang "Jangan berada di zona nyaman terus", ya biarin aja. Enggak semua orang berhasil keluar dari zona nyaman. Dan itu enggak salah kok. Aku juga seperti itu, kalian enggak sendiri. Semangatttt 💪

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Emosional Film 'The Shameless' (Peringatan! Spoiler Di Mana-Mana)

Random Bahas Drama 'The Fiery Priest', Because Why Not?

6 Lagu Lewis Capaldi Favoritku Selain 'Before You Go'