Film 'The Closet' dan Kekecewaan Anak Kepada Orangtua


Maunya ngebucin santai sambil bahas film "The Closet", tapi kok judulnya serius banget yak. Hmmm jadi aku akan mencoba serius saat bahas film terbaru Kim Nam Gil dan Ha Jung Woo yang baru rilis Februari tahun 2020 ini. Aku akan mencoba sekuat tenaga untuk lebih banyak membahas cerita dan pesan-pesan yang disampaikan film ini, ketimbang asyik mengagumi Kim Nam Gil hehe.

Memutuskan untuk nonton film "The Closet" tentu saja untuk menuruti kebucinanku kepada Kim Nam Gil. Aku yang baru terjun sebagai fans-nya doi langsung cari-cari film Kim Nam Gil dan "The Closet" adalah yang terbaru. Meski bukan pencinta film horor, aku cukup menikmati genre ini. Jadi aku enggak kesulitan untuk menonton "The Closet" yang emang tipe film horor tanpa jumpscare berlebihan dan adegan menjijikan.

Sinopsis (Agak Panjang) dari "The Closet"

"The Closet" bercerita tentang Sang Won (Ha Jung Woo) yang baru pindah rumah dengan putri semata wayangnya, Yi Na (Heo Yool). Sang Won disarankan untuk pindah demi memulihkan mental Yi Na setelah ibunya meninggal. Ia pun memilih sebuah rumah yang memiliki lingkungan lebih tenang dan cukup jauh dari keramaian kota. Nah di rumah inilah semua masalah berawal.

Kejadian-kejadian aneh mulai terjadi kepada Yi Na. Gadis kecil itu menjadi sering terdengar bercanda di kamar, padahal tidak ada siapapun di sana. Sikap Yi Na ke ayahnya juga perlahan berubah, dari yang awalnya pendiam dan penurut menjadi lebih berani. Ia juga tak ragu untuk menyangkal perkataan sang ayah dan melawannya. 


Puncaknya ketika Sang Won meminta izin kepada Yi Na untuk mengurusi proyek di luar dan kemungkinan tak berada di rumah selama sekitar satu atau dua bulan. Saat itu Yi Na langsung membentak sang ayah dengan suara keras. Sang Won pun terkejut dengan sikap putrinya yang selama ini tak pernah sekasar itu. Momen ini menjadi puncak masalah dalam film ini.

Setelah pertengkaran itu, Sang Won tetap pergi mengecek proyeknya. Sedangkan Yi Na diurus oleh seorang pengasuh yang disewa oleh Sang Won. Tapi pengasuh itu mengalami kejadian aneh selama menjaga Yi Na dan memutuskan untuk pulang lebih awal. Sang Won pun mendapat kabar itu dan langsung pulang. Sesampainya di rumah, Yi Na sudah menghilang.

Selama berhari-hari Sang Won mencoba mencari putrinya hingga memutuskan untuk tampil di acara televisi. Tayangan Sang Won ini ditonton oleh seorang exorcist atau pengusir hantu modern bernama Heo Kyung Hoon (Kim Nam Gil). Selama belasan tahun menjadi pengusir hantu, Kyung Hoon sudah menemukan sekitar 30 kasus anak hilang seperti Yi Na yang disebabkan oleh hantu anak kecil.


Kyung Hoon juga merupakan korban dari hantu penculik anak ini. Ibu Kyung Hoon yang seorang cenayang harus meregang nyawa saat menjalankan ritual untuk mengusir hantu tersebut di tahun 1998. Karena ini, Kyung Hoon bertekad untuk mengusut kasus-kasus kehilangan anak yang disebabkan oleh sang hantu.

Eits sebentar, aku pengen ngomongin komedi di film ini dulu lah. Kyung Hoon adalah dalang utama komedi-komedi kocak di "The Closet". Dimulai dari awal kemunculannya di rumah Sang Won. Kyung Hoon ini enggak terang-terangan datang ke rumah Sang Won sebagai pengusir hantu. Dia nyamar jadi tukang reparasi internet dong. Dia juga melakukan beberapa adegan kocak, kayak makan mi instan pas lagi ngawasin hantu, asik makan kuaci, sampai pose tidur ngehe.  

Oke lanjut ke adegan Sang Won tahu bahwa si tukang reparasi yang datang ke rumahnya ini ternyata Kyung Hoon. Dia sempat ngusir Kyung Hoon karena dikira orang jahat. Tapi setelah melakukan negosiasi dan Kyung Hoon menjelaskan soal kasus anak hilang yang serupa dengan Yi Na, Sang Won pun setuju untuk menyewanya. Mereka pun bekerjasama untuk menyelamatkan Yi Na.

Cerita terus berlanjut dengan berbagai metode yang dilakukan oleh Kyung Hoon untuk memancing hantu yang menculik Yi Na. Sama seperti judulnya, hantu-hantu di rumah baru Sang Won ini bersembunyi di lemari besar yang terletak di kamar Yi Na. Eh wait, hantu-hantu? Banyak dong hantunya. Iyap, hantu di "The Closet" banyak dan semuanya anak-anak. Pemimpin mereka adalah seorang anak perempuan bernama Choi Myung Jin (Kim Shi A).

SPOILER ALERT!!!

Kayaknya udah cukup deh sinopsisnya hehe, langsung bahas hal yang sesuai sama judul postingan ini yak. Setelah ditonton sampai selesai, akar masalah film ini adalah kekecewaan anak kepada orangtua mereka. Choi Myung Jin ternyata dibunuh oleh ayahnya (Park Sung Woong) dengan cara dikunci di lemari dan dibiarkan terkepung asap. Enggak jelas ini asap apa, tapi menurut ku itu asap beracun yang dihasilkan dari bakaran briket atau semacamnya.

Karena ini, Myung Jin dikuasai oleh kekecewaan dan kebencian sehingga berubah menjadi setan. Ia lantas memimpin anak-anak lain yang memiliki luka yang sama. Semua anak yang hilang mengalami kekerasan, kekerasan verbal, dan pengabaian oleh orangtua mereka semasa hidupnya. Nah, Myung Jin menganggap Yi Na juga terluka, dikecewakan, dibenci, dan "dibuang" oleh sang ayah. Ini disampaikan oleh Kyung Hoon setelah mendengar cerita Sang Won soal penyebab kematian Myung Jin.

Choi Myung Jin saat berhasil ditenangkan oleh sang ibu

"Kebencian mengubahnya (Myung Jin) menjadi setan dan dia mengumpulkan anak-anak lain yang terluka. Semuanya masuk akal sekarang. Kau membenci Yi Na kan? Jujurlah sejenak. Bekerja selalu lebih berarti dari Yi Na dan kau ingin dia pergi," kata Kyung Hoon. "Anak-anak memahami segalanya secara naluriah apakah seseorang benar-benar mencintai mereka atau tidak. Membelikan beberapa boneka tidak bisa menyembunyikan perasaanmu. Semua anak yang hilang memiliki persamaan. Mereka terluka oleh orangtua mereka."

Penjelasan ini membuat Sang Won sadar bahwa dia secara tidak langsung menjadi orang yang "mengirim" Yi Na pergi bersama Myung Jin. Ia pun merasa bertanggung jawab untuk mengambil kembali Yi Na di sana. Ini hampir mirip sama film "Insidious" yang ayah masuk ke alam lain untuk menyelamatkan anaknya. Cuma kalau "The Closet", adegan penyelamatan ini dibumbui dengan kisah menyentuh.

Singkat cerita, Sang Won berhasil menemukan Yi Na di alam lain tapi sulit membawanya kembali karena diserang oleh Myung Jin dan anak-anak lain. Ia menggunakan nalurinya sebagai orangtua untuk menaklukan Myung Jin. "Itu semua kesalahan orang dewasa. Aku yang salah. Ini semua salahku," Sang Won berlutut di depan hantu Myung Jin berharap bisa mengalahkannya. Tapi semua itu sia-sia, Myung Jin menganggap perkataan Sang Won hanya omong kosong dan berusaha membunuhnya.

Heo Kyung Hoon lagi serius menjalani ritual pamungkas di 'The Closet', ganteng yah hihi

Beruntung Kyung Hoon menemukan cara untuk menaklukan Myung Jin, yakni dengan menghadirkan arwah sang ibu. Adegan menyentuh pun kembali terjadi saat ibu Myung Jin meminta maaf kepada sang putri. "Kau pasti takut sekali ya? Betapa menyakitkan. Aku seharusnya melindungimu, maafkan aku Myung Jin-ah. Ibu sudah menunggumu. Myung Jin-ah, sekarang istirahatlah bersama ibu," ujar ibunda Myung Jin membujuk putrinya.

Film ini pun berakhir dengan cerita yang hangat. Di mana Myung Jin berhasil bertemu dengan sang ibu dan tak lagi menjadi hantu penuh amarah. Sang Won juga berhasil membawa Yi Na pulang dan menjadi semakin dekat satu sama lain. Kyung Hoon? Di adegan terakhir si doi masih satu mobil sama Sang Won setelah memberikan nota tagihan biaya pengusiran hantu. Mungkin mereka bersahabat.

Pelajaran Hidup dari "The Closet"

Menjadi orangtua memang susah, enggak ada sekolahnya, dan belajarnya itu seumur hidup. Tapi itu bukan alasan untuk para orangtua mengambil sikap yang salah kepada anak-anak mereka. Memang manusia tak bisa selamanya berbuat benar, tapi setidaknya mencobalah untuk selalu bertindak wajar. Orangtua yang memilih untuk memiliki anak, jadi bertanggung jawablah. Pahami mereka, hmm atau kalau itu sulit, cukup cintai anak-anak kalian dengan tulus. Tunjukkan kepada anak kalau kalian memang memilih untuk memiliki mereka dan siap mencintainya.

Aku memang belum pernah menjadi orangtua, tapi aku adalah seorang anak. Aku bisa melihat perubahan orangtuaku seiring dengan bertambahnya usia mereka. Saat masih muda, ada beberapa sikap mereka yang membuat ku terluka (aku juga pasti pernah melukai perasaan mereka). Tapi seiring waktu, mereka berubah menjadi lebih menghargai serta semakin menyayangi anak-anaknya. Luka yang mereka sebabkan di masa lalu mungkin masih aku ingat. Tapi itu bukan apa-apa karena mereka juga masih belajar saat itu, aku memahaminya. Itu tidak akan menutupi fakta bahwa mereka menyayangiku.

Serius banget yah postingan kali ini? Aku juga ngerasa begitu. Padahal tadinya mau ngebucin dan promosiin film Kim Nam Gil, tapi malah jadi gini wkwkwk. Ya semoga saja ada manfaat yang diambil dari postingan yang aku buat dengan penuh kesungguhan ini. Memang yak Korea, segala film horor aja bisa sedalem ini maknanya. Jadi inget "Train to Busan" wkwkw. Awalnya udah siap-siap ketakutan mau lihat zombie, eh malah nangis-nangis gegara Gong Yoo dan anaknya. Oh iya, tak lupa kuucapkan tengkyuuuu buat yang udah sempet baca. Semoga besok-besok balik lagi ke blog ini buat baca lagi hehe. Makasihh yaa ~~~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Emosional Film 'The Shameless' (Peringatan! Spoiler Di Mana-Mana)

Random Bahas Drama 'The Fiery Priest', Because Why Not?

6 Lagu Lewis Capaldi Favoritku Selain 'Before You Go'