Drama 'Tunnel' dan Kekepoanku Tentang Kasus Pembunuhan Berantai Hwaseong




Karena sedang gabut, aku memutuskan untuk nonton drama "Tunnel" lagi bareng adekku. Aku tidak menyangka drama ini masih sangat menarik untuk ditonton walaupun sudah tiga tahun berlalu. Yap, "Tunnel" adalah drama kriminal OCN yang sudah tayang pada 2017 lalu dan aku sudah nonton kayaknya pas tahun 2018 (maap aku lupa kapan tepatnyaπŸ˜…).

Menonton lagi drama "Tunnel" membuat ku kembali kepo dengan kasus pembunuhan berantai Hwaseong. Kenapa? Karena kasus utama dalam drama yang dibintangi oleh Choi Jin Hyuk (Masnya Kim Tan di drama "Heirs" hoho) ini terinspirasi dari kasus pembunuhan berantai Hwaseong.

Aku pun memutuskan untuk mencari tahu soal kasus pembunuhan berantai Hwaseong setelah nonton "Tunnel" lagi, ya siapa tahu ada perkembangan drastis kan. Ternyata dugaanku benar, kasus ini berhasil dipecahkan dan pelakunya juga sudah ditangkap. Tapi sebelum membahas siapa pelakunya, aku akan ngomongin kasus Hwaseong dulu.

Apa Sih Kasus Pembunuhan Berantai Hwaseong?

Kasus pembunuhan berantai Hwaseong adalah kasus pembunuhan berantai yang terjadi pada tahun 1986 sampai 1991 di kota Hwaseong, provinsi Gyeonggi. Dalam kurun waktu tersebut, pelaku membunuh 10 wanita dengan cara yang kejam. Di mana setiap korban diperkosa dan dibunuh sebelum akhirnya dibuang dalam keadaan terikat dan mulut disumpal. Ada juga korban yang dicekik menggunakan pakaian mereka sendiri hingga tewas.

Ini merupakan kasus pembunuhan terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah modern Korea Selatan. Tercatat lebih dari 2 juta jam kerja dihabiskan oleh polisi untuk menginvestigasi kasus ini. Pihak kepolisian juga telah menyelidiki lebih dari 21 ribu tersangka selama puluhan tahun. Terduga tersangka kasus ini diketahui berdasarkan sketsa yang telah dibuat oleh polisi.

Polisi membuat sketsa wajah terduga tersangka berdasarkan kesaksian seorang supir bus dan kondektur bus. Keduanya mengaku melihat seorang pria naik bus tak lama setelah pembunuhan ketujuh terjadi di Hwaseong pada 7 September 1988. Pelaku diduga seorang pria berusia pertengahan 20-an, dengan tinggi badan 165-170 cm, berambut pendek tipe sporty, tidak memiliki double eyelid, dan memiliki hidung tajam.

Polisi Ternyata Sempat Salah Tangkap Tersangka

Berdasarkan sketsa wajah dan berbagai keterangan yang diberikan selama investigasi, polisi akhirnya menangkap pria bernama Yoon Sang Yeo yang diduga kuat sebagai tersangka pada 27 Juli 1989. Dia ditangkap atas tuduhan pembunuhan korban kedelapan yang bernama Park Sang Hee (14 tahun).

Yoon Sang Yeo mengaku bersalah setelah hasil tes forensik sampel rambut kemaluan yang ditemukan di TKP menunjukkan kesamaan dengan miliknya. Dia pun dijatuhi hukuman seumur hidup atas tuduhan ini. Tapi Yoon kemudian mengajukan banding dan mengatakan bahwa polisi memaksanya untuk membuat pengakuan palsu saat itu.

Tapi pengajuan banding ini ditolak oleh pengadilan, sehingga Yoon harus menjalani hukuman penjara hampir 20 tahun. Dia akhirnya dibebaskan secara bersyarat pada tahun 2009. Nah, Yoon inilah korban salah tangkap oleh polisi. Setelah tersangka utama mengakui perbuatannya pada tahun 2019, kepolisian Korea langsung meminta maaf karena telah menghukum Yoon yang tidak bersalah atas kasus ini.

Yoon pun mengajukan persidangan ulang untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah atas kasus pembunuhan berantai Hwaseong. Dari yang aku baca, Yoon bukan satu-satunya korban salah tangkap kepolisian Korea dalam kasus ini. Kabarnya ada setidaknya empat orang yang telah ditangkap oleh polisi sebagai tersangka kasus pembunuhan berantai Hwaseong.

Lalu Siapa Pelaku Sebenarnya dan Bagaimana Polisi Mengungkapnya?

Mungkin ada yang sudah tahu siapa pelaku sebenarnya kasus pembunuhan berantai Hwaseong. Tapi mungkin juga ada yang belum tahu, kayak aku. Jujur aku baru tahu siapa pelaku utama kasus pembunuhan berantai Hwaseong pas bikin postingan ini (tertanggal 3 Agustus 2020 hihi). Dan pelakunya adalah seorang pria kelahiran 1963 bernama Lee Choon Jae.

Awalnya Lee Choon Jae ditangkap bukan karena kasus Hwaseong, melainkan tuduhan pembunuhan dan pemerkosaan adik iparnya pada 13 Januari 1994. Lalu bagaimana polisi akhirnya tahu bahwa Lee adalah pelaku pembunuhan berantai Hwaseong? Pertanyaan ini juga muncul saat aku pertama baca soal Lee Choon Jae beberapa menit lalu, sebelum bikin postingan ini kwkwkwk.

Ternyata polisi masih menyimpan DNA pelaku yang ditemukan di pakaian dalam salah satu korban pembunuhan Hwaseong. Nah, polisi kemudian mengumumkan bahwa DNA tersebut cocok dengan DNA Lee Choon Jae. Hal tes DNA Lee yang lain juga mengaitkannya dengan empat pembunuhan berantai lain. Polisi pun mengungkap dugaan Lee sebagai tersangka pembunuhan berantai Hwaseong pada 18 September 2019.

Lee awalnya membantah telah melakukan pembunuhan berantai Hwaseong. Tapi pada 2 Oktober 2019, polisi mengungkap bahwa Lee akhirnya mengaku telah membunuh 15 orang (termasuk 10 korban pembunuhan berantai Hwaseong). Kemudian pada 15 November 2019, polisi resmi menyimpulkan bahwa Lee Choon Jae memang pelaku pembunuhan berantai Hwaseong. Tapi dia tidak dihukum atas kasus ini. Lah kenapa? Langsung pindah ke poin bawah yuk.

Alasan Polisi Tak Bisa Menghukum Pelaku Pembunuhan Berantai Hwaseong

Lee Choon Jae tidak bisa dihukum atas kejahatan keji yang dilakukannya puluhan tahun lalu karena hukum di Korea Selatan. Aku enggak akan membahas detail secara hukum karena memang enggak ngerti banget soal hukum 😭. Dari yang aku tahu, hukum Korea menetapkan sebuah kasus memiliki batas kadaluwarsa selama 15 tahun. Yang artinya, jika dalam 15 tahun pelaku tidak tertangkap, maka kasus itu dianggap kadaluwarsa dan pelakunya tidak bisa dihukum.

Nah, Lee Choon Jae kan mengakui perbuatannya pada Oktober 2019, ini sudah lebih dari 33 tahun dari awal kasus Hwaseong terungkap. Jadi polisi sudah tidak bisa menjatuhi hukuman untuk Lee atas kasus ini. Beruntung Lee masih bisa dihukum atas kasus pembunuhan dan pemerkosaan adik iparnya yang terjadi pada tahun 1994. Dia awalnya dihukum mati atas kasus ini.

Tapi Lee kemudian mendapat pengurangan masa hukuman setelah Mahkamah Agung Korea Selatan meninjau kembali kasusnya pada tahun 1995. Berdasarkan hasil peninjauan tersebut, Lee akhirnya dijatuhi hukuman seumur hidup dengan kemungkinan pembebasan bersyarat setelah 20 tahun. Lee sekarang tengah menjalani masa hukuman di penjara Busan sejak 18 Januari 1994.

Kasus pembunuhan berantai Hwaseong ini memang sangat mencuri perhatian publik Korea hingga diangkat ke dalam drama dan film. Selain "Tunnel", masih ada drama-drama Korea lain yang terinspirasi dari kasus pembunuhan ini. Di antaranya "Signal", "Gap Dong", "Criminal Minds", dan "Partner for Justice". Kemudian ada juga film yang diangkat dari kasus ini, salah satu yang paling terkenal adalah "Memories of Murder".

Dari judul-judul drama dan film itu, adakah yang kalian tonton? Aku sendiri baru nonton "Signal" dan "Tunnel". Dua drama ini adalah tontonan yang sangat menarik dan bikin penasaran. Buat pencinta drama genre kriminal dan misteri, wajib banget nonton dua drama OCN itu. Selain kasus yang terinspirasi dari pembunuhan Hwaseong, "Signal" dan "Tunnel" juga menyuguhkan kasus lain yang tak kalah menarik loh. Selamat menonton (bagi yang belum menonton tentunya) dan selamat menonton lagi (bagi manusia-manusia gabut macam aku πŸ˜…). Tengkyuuu tentunya buat yang sudah baca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Emosional Film 'The Shameless' (Peringatan! Spoiler Di Mana-Mana)

Random Bahas Drama 'The Fiery Priest', Because Why Not?

6 Lagu Lewis Capaldi Favoritku Selain 'Before You Go'